Friday, February 22, 2013

Budaya Sogok Menyogok Menjadi “Pegawai Negeri Sipil (PNS)”


Budaya Sogok Menyogok Menjadi “Pegawai Negeri Sipil (PNS)”
PNS adalah singkatan dari Pegawai Negeri Sipil, padahal untuk mendapatkan pekerjaan sebagai pegawai negeri sipil begitu susahnya minta ampun, sekarang untuk menjadi seorang PNS tidaklah lagi dibutuhkan kemampuan intelektual dari si pelamar, uang sogokan yang menjadi patokan, jadi jangan heran jika orang-orang yang mendapatkan posisi itu bukanlah lagi berdasarkan kemampuan dan keahliannya. Dengan uang sogok semua dapat dibeli, disebagian daerah memang PNS menjadi pekerjaan yang sangat didambakan oleh setiap orang, maklumlah karena tidak ada pekerjaan alternatif yang menjanjikan seperti di daerah lain yaitu dengan banyaknya pabrik-pabrik dan pekerjaan swasta yang menjanjikan.
Untuk mendapatkan posisi ini setiap orang berlomba membanting harga demi untuk menjadi seorang PNS, ada yang membayar hingga puluhan juta rupiah, dan yang sangat disayangkan adalah mereka-mereka yang mempunyai kemampuan intelektual dan ahli dibidangnya sesuai dengan disiplin ilmu yang digelutinya tidaklah berarti, kepintaran dan keahlian kalah oleh tumpukan uang sogok, jadi jangan heran jika di suatu daerah terbuka lowongan CPNSD, maka disitulah dijadikan lahan bisnis miliaran rupiah, maklumlah keuntungan sekali dalam setahun, aduh sungguh kasihan bagi mereka yang tidak mempunyai uang hanya bisa melongo menunggu keajaiban dari Yang Maha Kuasa.


Bahkan budaya ini bukan lagi hal yang harus ditutup-tutupi tapi bagi mereka sudah menjadi hal yang biasa, tidak ada rasa malu, atau rasa takut kepada sesama apalagi kepada Tuhan YME, yang penting uang, uang dan uang, siapa sih yang tidak tergiur dengan uang, bagi daerah-daerah yang masih melancarkan budaya ini, sadarlah…
Doa dan harapan untuk mendapatkannya telah sia-sia, semua dapat dibeli, karena itu jangan heran jika suatu birokrasi berjalan amburadul karena orang-orang yang ada di dalamnya tidak lagi mementingkan kemampuan sumber daya manusianya, tetapi mengandalkan sumber uang sogoknya, maka pantaslah bila PNS diganti artinya bukan lagi Pegawai Negeri Sipil akan tetapiPekerjaan KareNSogokan, sampai kapankah semua ini berakhir ???
Jika orang yang cepat putus asa, sudah tidak mau lagi menempuh pendidikan tinggi demi untuk menjadi seorang PNS, mending mencari uang sebanyak-banyaknya untuk dijadikan uang sogok, ijazah sarjana tidak perlu capek-capek kuliah untuk mendapatkannya, karena semua itu tidak berarti sama sekali, ijazah bisa dibeli dengan uang.
Jika suatu jabatan tidak diberikan lagi kepada mereka yang berkompeten di bidangnya, maka tunggu saja kehancuran itu akan datang, bukan hanya birokrasi yang bobrok tapi azab Illahi akan segera datang, karena itu bagi mereka-mereka yang masih menjadikan pendaftaran CPNSD sebagai ajang mencari keuntungan segera sadarlah karena uang itu gak bakalan di bawah mati. Serahkanlah posisi itu kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan keahliannya, jangan keahlian itu engkau ukur dengan uang sogokan.
Saat ini Pemerintah pusat mewacanakan untuk menghapus kewenangan kepala daerah sebagai pejabat yang bertanggung jawab dalam penerimaan Pegawai Negeri Sipil (PNS). Wakil Ketua Tim Independen Komite Reformasi Birokrasi Sofian Effendi menjelaskan, dicabutnya kewenangan penerimaan PNS dari pejabat tertinggi di suatu daerah ini karena maraknya praktek jual beli kursi PNS yang hingga saat ini tidak terhindarkan. Dia mencontohkan, dalam satu kabupaten kepala daerah meminta tambahan 2.000 pegawai. Berdasarkan data yang dimilikinya, rata-rata pejabat daerah mematok suap Rp150 juta per orang agar diterima menjadi PNS.
Sofian menjelaskan, dengan pundi sogokan yang mencapai miliaran rupiah ini, maka dalam satu periode penerimaan PNS tersebut kepala daerah mampu melunasi utang yang dia pakai untuk kepentingan kampanye. Sementara tahun berikutnya praktek suap yang masih terjadi disimpan sebagai keuntungannya pribadi, kelompok ataupun golongan.
Mantan Rektor UGM ini menyatakan, kewenangan pejabat politik dalam pola perekrutan pegawai negeri juga karena alasan pegawai yang dipilih kebanyakan berdasar pertimbangan politik dan bukan diukur dari kompetensi agar mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Sofian menjelaskan, dengan adanya Rancangan Undang Undang Aparatur Sipil Negara (ASN) maka pemerintah pusat akan memberikan kewenangan penerimaan PNS pada sekretaris daerah di tingkat provinsi dan kabupaten kota dan sekretaris kementerian untuk tingkat pemerintah pusat. Guru Besar Fisip UGM ini menjamin, penerimaan PNS model baru ini akan dengan mudah menghapus praktek suap PNS di daerah dan pusat. Apalagi di RUU ASN juga akan membentuk komisi aparatur sipi negara yang akan mengawasi kinerja semua birokrat dan juga birokrasinya. Komisi ini juga yang akan mengawasi dengan ketat rekrutmen pegawai di semua jenjang. Mereka yang akan memastikan penerimaanya akan berdasarkan pertimbangan objektif, ungkap Sofian. Sofian tidak menampik bahwa di semua lini formasi PNS selama ini diperjualbelikan. Kebanyakan praktik ini ialah untuk menutupi biaya menjadi kepala daerah. Dari laporan yang masuk ke tim independen penjualan formasi pertahunnya secara nasional mencapai Rp30-Rp35 triliun.
Konsultan Senior di United Nations Development Programme (UNDP) ini pun menerangkan, jika model penerimaan PNS tidak ada sogok menyogok maka PNS akan mempunyai idealisme, integritas dan loyalitas penuh kepada bangsa. Semoga praktek jual beli kursi PNS bisa dihapuskan. Agar PNS yang terpilih memang benar-benar berkualitas.
Ada pepatah mengatakan gantungkan cita-citamu setinggi langit, tetapi jika melihat kenyataan yang ada untuk menjadi seorang PNS harus bayar uang sogok, maka sebaiknya pepatah itu diganti saja, Gantungkan Tas Uangmu Setinggi langit, semoga bagi mereka yang sadar akan hal ini dapat dijadikan bahan perenungan sebelum pintu taubat di tutup…..
Wahai manusia, tidak beriman orang-orang yang mempermainkan aturan untuk menghalalkan yang telah dilarang oleh ALLAH, dan untuk melarang yang sudah diizinkan ALLAH. Dengan nama ALLAH, terdapat dua belas bulan (dalam setahun). Empat diantaranya suci. Tiga dari empat bulan ini berturut-turut, dan satu terletak diantara bulan Jumada dan Sha’ban.
Hati-hatilah terhadap setan demi keselamatan agamamu. Dia telah kehilangan semua harapan untuk dapat menjerumuskanmu dalam kesalahan-kesalahan yang besar, karena itu hati-hatilah agar tidak mengikutinya dalam hal-hal kecil.

POSTED BY : 
RIZKI MAULANA (1241050027)

No comments:

Post a Comment